SUMEDANG – Komisi VIII DPR RI mendesak pemerintah pusat dan Pemkab Sumedang untuk melakukan desain ulang tata ruang di lokasi longsor di Perumahan Pondok Daud, Kampung Bojong Kondang, RT 3/ RW 10, Ds. Cihanjuang, Kec. Cimanggung.
“Lokasi longsor itu memang rawan bencana, tapi malah dijadikan perumahan. Oleh karena itu, yang harus dilakukan pemerintah pusat maupun daerah, secepatnya mendesain ulang tata ruangnya,” ujar Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Tb Ace Hasan Syadzily ketika ditemui di Posko Darurat Longsor Cimanggung di SMAN Cimanggung, Jumat (15/1/2021).
Menurut dia, desain ulang tata ruang sangat penting dilakukan supaya pemerintah memperhatikan aspek analisis risiko bencana, terutama bencana longsor. “Seperti yang terjadi di sini,” tutur Ace menegaskan.
Upaya itu, kata dia, harus menjadi salah satu variabel dalam menentukan kelayakan. Bukit di lokasi longsor itu, layak atau tidak dibangun perumahan.
“Ada yang salah dari ekosistem lingkungan di lokasi longsor ini. Lokasi longsor itu daerah yang sangat rawan bencana. Akan tetapi, kenapa dipakai pemukiman dan perumahan?” ujarnya.
Ace menjelaskan, karena daerah itu rawan longsor, warga di sekitar longsor mesti direlokasi ke tempat aman. Bencana itu harus menjadi perhatian dan pelajaran berharga, bahwa analisis risiko bencana mutlak menjadi bahan dalam menentukan tata ruang.
“Pemerintah harus segera merelokasi warga. Jika tidak, mereka mau tinggal dimana?” ucapnya
Lebih jauh ia menjelaskan, DPR juga mendesak pemerintah secepatnya menyediakan anggaran pembangunan rumah baru bagi warga yang direlokasi. “Kami juga minta BNPB menyediakan anggaran untuk pembangunan rumah relokasi dari dana siap pakai,” katanya.
Untuk Pemkab Sumedang, harus segera menyediakan lahan guna pembangunan rumah relokasi yang aman dari bencana alam, terutama longsor.
Pencarian Korban Terkendala Buang Material Longsor
Ditemui terpisah, Kepala Basarnas kantor SAR Bandung Deden Ridwansyah ditemui di Posko Darurat Longsor Cimanggung di SMAN Cimanggung mengatakan, pencarian korban yang hilang tertimbun longsor pada pencarian hari ke-7 Jumat (15/1/2021) hingga pukul 15.00, belum membuahkan hasil. Dengan begitu, jasad korban yang ditemukan masih tetap 24 orang. Sedangkan yang masih dalam pencarian masih tetap 16 orang.
“Untuk pencarian hari ke-7, nihil. Namun, kalau cuacanya cerah dan clear (memungkinkan) untuk pencarian, kami akan meneruskan malam hari. Memang kami sangat mengutamakan keselamatan para personel tim, tapi kami juga ingin memberikan yang terbaik bagi keluarga korban. Kami ingin korban yang masih hilang tertimbun longsor secepatnya ditemukan seluruhnya,” katanya penuh harap.
Meski cuaca cerah, sambung Deden, operasional alat berat terhambat sulitmya membuang material longsoran. “Tanahnya basah dan sangat lembek sehingga sangat sulit membuangnya. Tak heran, progres pencarian kurang maksimal,” tuturnya.
Kendati demikian, tim SAR gabungan akan berupaya mengatasinya dengan memotong saluran air di bagian atas lokasi longsor. Dengan memotong jalur air, diharapkan kondisi tanahnya kering. “Sehingga, bisa memudahkan tim untuk akses ke tengah longsor yang disinyalir banyak korban yang tertimbun,” ucapnya.
Ditanya apakah perlu ditambah alat berat untuk mempercepat proses pencarian, ia mengatakan, dengan 4 alat berat yang diturunkan dinilai sudah cukup. Telebih ruang di lokasi longsor relatif kecil. Ditambah lagi alat berat sulit membuah material longsor karena tanahnya basah dan sangat lembek.
“Butuh kesabaran dan pemikiran ekstra agar pencarian berjalan efektif. Kalau pergerakan tanah di lokasi longsor, sudah tidak ada. Cuma di atas, ada retakan tanah,” kata Deden. (Hadadi)***