Mendagri Tito : Cegah Urbanisasi Sekaligus Tangkal Anak Muda Cari Kerja di Kota! Segera Bentuk Bumdes Sektor Pangan

Mendagri Tito : Cegah Urbanisasi Sekaligus Tangkal Anak Muda Cari Kerja di Kota! Segera Bentuk Bumdes Sektor Pangan. (Aje/BeritaSumedang.com)

BERITA  SUMEDANG – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengimbau pemerintah daerah dan desa untuk segera menjajaki pembentukan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang fokus menangani sektor pangan.

Langkah tersebut menjadi strategi penting untuk menurunkan urbanisasi serta meningkatkan kemandirian ekonomi desa dan menciptakan ekosistem bisnis yang berkelanjutan.

“Bumdes spesifik pangan memiliki potensi besar untuk menumbuhkan ekonomi lokal. Desa yang mampu menghidupkan sektor pangannya secara mandiri, tidak hanya akan memperkuat ketahanan pangan, melainkan juga mencegah anak muda berlomba-lomba mencari pekerjaan di kota,” ujar Tito.

Baca juga: Dukung Program Desa, Pimpinan BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Santunan pada Hari Desa Nasional di Sumedang

Ia mengatakan hal itu, saat menyampaikan arahan pada Musdesnas (Musyawarah Desa Nasional) dalam rangka Hari Desa Nasional di Lapangan Desa Cibeureum Kulon, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jabar, Rabu, 15 Januari 2025.

Acara Musdesnas  merupakan rangkaian puncak peringatan Hari Desa Nasional. Hadir dalam acara itu,  perwakilan kepala daerah dan kepala desa se-Indonesia itu,

Musdesnas pun menghadirkan Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Yandri Susanto.

Baca juga: Pj Bupati Sumedang Yudia RamliAwali Bujangan Desa di Kecamatan Jatigede

Selain itu, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait dan Wakil Menteri Desa dan PDT Ahmad Riza Patria.

Kedatangan ketiga menteri, disambut Pj Bupati Sumedang Yudia Ramli dengan menyematkan totopong dan selendang yang merupak ciri khas budaya Sunda.

BUMD sektor pangan

Lebih jauh Mendagri Tito menjelaskan, pentingnya memilih orang yang memahami bisnis dalam menjalankan Bumdes.

Baca juga: Pj Bupati Sumedang Resmikan Wisata Kebun Anggur di Desa Mekar Rahayu, Sumedang Selatan

Dengan pendekatan yang tepat, desa dapat memanfaatkan peluang besar di sektor pangan. Hal itu, mulai dari hasil panen hingga produk olahan.

“Program ini memungkinkan masyarakat desa untuk mendapatkan penghasilan yang setara dengan di kota, tanpa harus meninggalkan desa mereka,” ujarnya.

Tak hanya itu, lanjut dia, ia pun mengajak kepala daerah, mulai dari gubernur, walikota hingga bupati, untuk mempertimbangkan pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di sektor pangan.

Baca juga: BSMSS 2023 Buka Akses Dua Desa dan Dua Kecamatan di Sumedang

Ia mencontohkan keberhasilan DKI Jakarta melalui ID Food dan Foodstation yang mampu menjaga stabilitas harga pangan dengan menyerap produk pertanian saat harga anjlok dan menjualnya saat harga naik.

Menurut Tito, Bumdes harus bermitra dengan pihak swasta yang memiliki kapasitas menyerap produk pangan dengan harga yang dapat menutup biaya operasional petani.

“Kerja sama ini  sebagai solusi yang saling menguntungkan dan mampu memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi desa,” ujarnya.

Baca juga: Ada Tiga Hal Penting Mengembangkan Desa Wisata, Apa Saja?

Makan siang bergizi

Ia menyebutkan, peluang besar bagi Bumdes juga tersapat dalam program makan siang bergizi bagi anak-anak dan ibu hamil yang membutuhkan pasokan pangan dalam jumlah besar.

“Desa dapat memanfaatkan program ini dengan menjadi pemasok utama untuk dapur-dapur yang melayani program gizi tersebut. Sinergi antardesa atau dengan pengusaha dapat menciptakan solusi yang saling menguntungkan,” katanya

Tito menambahkan, program tersebut menjadi peta jalan penting untuk membangun desa yang mandiri, kuat, dan mampu bersaing.

Baca juga: Bupati Sumedang Apresiasi Positif BPK RI Dalam Sosialisasi Pengawasan Pengelolaan Dana Desa

Dengan mengoptimalkan potensi pangan melalui Bumdes, desa-desa di Indonesia diharapkan dapat menjadi pusat ekonomi baru yang menggerakkan pertumbuhan nasional secara inklusif.

“Ini bukan hanya soal pangan, tetapi juga bagaimana desa-desa kita menjadi tempat tinggal yang layak, mandiri, dan memberikan harapan bagi masyarakatnya untuk hidup lebih baik,” tuturnya. (Aje)***