Terowongan Jalan Tol Cisumdawu Satu-Satunya di Indonesia, Tapi Kenapa Jumlahnya Dikurangi? Ini Alasannya

Ini lah Terowongan Jalan Tol Cisumdawu sepanjang 472 meter di wilayah Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Jabar.(DeskJabar.Pikiran-Rakyat.com)

 

Ini lah Terowongan Jalan Tol Cisumdawu sepanjang 472 meter di wilayah Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Jabar.(DeskJabar.Pikiran-Rakyat.com)

BERITA SUMEDANG – Jalan tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan), satu-satunya jalan tol di Indonesia yang memiliki terowongan.

Jalan tol Cisumdawu ini, memiliki terowongan (tunnel) sepanjang 472 meter masing-masing di dua dua jalur berlawanan.

Lokasi terowongan tol Cisumdawu ini, berada di wilayah Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang.

Terowongan yang berada di jalur ruas jalan tol Cisumdawu seksi 2 (Rancakalong-Sumedang) ini, menghabiskan biaya pembangunan yang terbilang sangat mahal sekitar Rp 700 miliar.

Kini pembangunan terowongan di jalan tol satu-satunya di Indonesia itu, sudah tuntas dan beberapa kali  diujicoba.

Awalnya, jumlah terowongan di tol Cisumdawu akan dibangun 2 unit di dua lokasi.Namun, karena biaya pembangunannya sangat mahal sehingga pemerintah memutuskan untuk membangun satu unit.

Padahal, pembangunan jalan tol yang dinilai ramah lingkungan, yakni dengan memperbanyak membangun terowongan.

Pasalnya, membangun terowongan tidak akan terjadi penebangan pohon, tumbuhan dan tanaman lainnya.

Sehingga, kondisi alam beserta eksistem flora dan fauna di pegunungan dan perbukitan, tetap terjaga kelestariannya. Keuntungan lainnya, tidak perlu membebaskan lahan yang luas.

Kondisi di dalam terowongan jalan tol Cisumdawu di wilayah Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Jabar. (Galamedianews.Pikiran-Rakyat.com)

Jadi, membangun terowongan dinilai paling ramah lingkungan, ketimbang membangun jalan biasa di atas permukaan tanah.

Risikonya harus membelah bukit, mengikis tebing, menggali tanah dan menebang pepohonan yang bisa merusak ekosistem lingkungan dan habitat makhluk hidup di dalamnya. Konsep tersebut, sudah diterapkan di Tiongkok.

Beda dengan di Indonesia. Pembangunan infrastruktur termasuk jalan tol, mencari biaya kontruksi yang paling murah agar bisa menghemat anggaran.

Kendati membangun terowongan ramah lingkungan, tapi karena biayanya sangat mahal, sehingga pemerintah lebih memilih membangun jalan tol di atas permukaan tanah karena biaya kontruksinya lebih murah.

Itu lah yang melatarbelakangi pembangunan terowongan di tol Cisumdawu dikurangi, walaupun konsekuensi kerusakan lingkungannya lebih besar. (Aje)***